Selasa, 04 Januari 2011

Diversitas Mangrove di Jawa Timur (part 2)

Berikut deskripsi beberapa jenis mangrove sejati (true mangrove) yang dapat ditemukan di pesisir Jawa Timur


Acanthus ebracteatus (jeruju putih)
Famili Acanthaceae

Habitus. Secara umum penampakan seperti A. ilicifolius namun dengan seluruh bagian yang berukuran lebih kecil.
Daun. Tepi daun umumnya rata atau bergerigi seperti A. ilicifolius, berbentuk lanset dengan ujung meruncing.
Bunga. Mahkota bunga berwarna biru muda hingga ungu lembayung, kadang agak putih. Tandan bunga lebih pendek daripada A. ilicifolius, sedangkan bunganya sendiri 2 – 2.5 cm. Bunga hanya memiliki satu pinak daun penutup utama karena yang sekunder biasanya cepat rontok.
Buah. Buah seperti buah belimbing wuluh, berwarna hijau mengkilap saat muda, panjang 2.5 – 3 cm.
Ekologi. Jenis ini biasanya tumbuh di bagian belakang mangrove. Ketika tumbuh bersamaan dengan A. ilicifolius keduanya memperlihatkan adanya karakter yang berbeda sebagaimana diuraikan dalam deskripsi, akan tetapi sering sekali membingungkan. Berbunga pada bulan Juni.


Acanthus ilicifolius (jeruju)
Famili Acanthaceae

Habitus. Tumbuhan berupa herba agak berkayu dengan tinggi mencapai 2 meter.
Daun. Tepi daun bergerigi seperti gergaji atau agak rata dan secara gradual menyempit mendekati pangkal.
Bunga. Mahkota bunga berwarna biru muda hingga ungu lembayung, kadang agak putih. Panjang tandan bunga 10 – 20 cm, sedangkan bunganya sendiri 5 – 4 cm. Bunga memiliki satu pinak daun penutup utama dan dua sekunder.
Buah. Buah seperti buah belimbing wuluh, berwarna hijau mengkilap saat muda, panjang 2.5 – 3 cm.
Ekologi. Jenis ini biasanya tumbuh di bagian belakang mangrove.


Acrostichum aureum (paku laut, piai raya) – komponen minor
Famili Pterydaceae

Habitus. Tumbuhan ini termasuk jenis paku-pakuan (fern) yang hidup di tanah hingga setinggi 4 meter.
Daun. Daun sepanjang 1 – 3 meter, dengan pinak daun tidak lebih dari 30 helai. Daun berwarna hijau mengkilap dengan ujung yang tumpul. Daun yang masih muda berwarna kemerahan.
Ekologi. Paku perennial (tahunan) yang tumbuh di mangrove, pematang tambak, sempadan sungai dan saluran air atau di area mangrove yang telah rusak. Jenis ini menyukai area yang terbuka dengan sinar matahari penuh.


Acrostichum speciosum (paku laut, piai raya) – komponen minor
Famili Pterydaceae

Habitus. Habitus serupa dengan A. aureum namun dengan ukuran yang lebih kecil, tinggi mencapai 1.5 meter.
Daun. Panjang daun kurang dari 1 meter. Ujung daun meruncing dan daun muda berwarna coklat kehijauan.  
Ekologi. Ferna perennial yang umumnya tumbuh di areal mangrove yang tergenang oleh pasang-surut air laut. Dibandingkan dengan A. aureum, jenis ini lebih menyukai area yang ternaungi.


Aegiceras corniculatum (gedangan, kacang-kacangan) – komponen minor
Famili Myrsinaceae

Habitus. Tumbuhan berbentuk pohon atau semak dengan ketinggian mencapai 6 meter namun jarang dijumpai hingga setinggi 3 meter. Kulit kayu berwarna abu-abu hingga coklat kemerahan dan memiliki lentisel.
Daun. Daun oval atau elips dengan ujung membulat. Bagian atas daun berwarna hijau gelap, bagian bawah hijau pucat.
Bunga. Bunga tersusun dalam tandan, mahkota bunga berjumlah 5, berwarna putih ditutupi bulu-bulu pendek halus.
Buah. Buah silindris, membengkok seperti pisang, berwarna hijau saat muda dan hijau-kemerahan saat tua.
Ekologi. Jenis ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap salinitas, tanah dan cahaya yang beragam. Umumnya tumbuh di area yang tergenang pasang-surut normal dan tepi saluran air yang tergenan secara musiman.


Aegiceras floridum (gedangan, kacang-kacangan) – komponen minor
Famili Myrsinaceae

Habitus. Morfologi sangat mirip dengan A. corniculatum. Tumbuhan berbentuk pohon atau semak dengan ketinggian mencapai 6 meter namun jarang dijumpai hingga setinggi 4 meter. Kulit kayu berwarna abu-abu hingga coklat kemerahan dan memiliki lentisel.
Daun. Daun oval atau elips dengan ujung membulat. Bagian atas daun berwarna hijau gelap, bagian bawah hijau pucat.
Bunga. Bunga tersusun dalam tandan, mahkota bunga berjumlah 5, berwarna putih ditutupi bulu-bulu pendek halus.
Buah. Buah silindris meruncing, agak pendek dan tidak berbentuk kurva, panjang mencapai 3 cm.
Ekologi. Jenis ini sangat jarang dijumpai, biasanya di area pantai berpasir atau berbatu.


Avicennia alba (api-api, mangi-mangi putih) – komponen utama
Famili Avicenniaceae

Habitus. Dapat tumbuh hingga setinggi 20 meter dengan permukaan batang yang halus  dan berwarna abu-abu gelap atau kehitaman. Pneumatophore berbetuk pensil dengan tinggi mencapai 20 cm dan ditutupi oleh lentisel.
Daun. Daun bentuk elips atau lanset dengan ujung meruncing, bagian atas berwarna hijau gelap dan bagian bawah berwarna putih dan berlilin.
Bunga. Bunga inflorescences, daun mahkota berjumlah 4 berwarna kuning, kelopak bunga berjumlah 4. Diameter bunga sekitar 4 mm.
Buah. Buah berwarna hijau pucat, pipih, elips memanjang. Ukuran sekitar 4 x 2 cm.
Ekologi. Termasuk jenis pioneer. Biasanya tumbuh di zona terdepan (zona yang paling dekat dengan laut) atau di sepanjang muara sungai.


Avicennia marina (api-api putih) – komponen utama
Famili Avicenniaceae

Habitus. Tumbuh hingga setinggi 30 meter. Kulit batang berwarna pucat dengan tekstur yang halus, seringkali terkelupas kecil-kecil. Pneumatophore bentuk pensil dengan tinggi sekitar 10 – 15 cm.
Daun. Daun berbentuk elips atau oval, permukaan atas berwarna hijau dan permukaan bawahnya berwarna lebih pucat.
Bunga. Bunga inflorescences, terkumpul pada ujung tangkai bunga. Mahkota bunga berjumlah 4 berwarna kuning atau jingga. Kelopak bunga berjumlah 5. Diameter bunga sekitar 5 – 8 mm.
Buah. Buah memipih, warna hijau kelabu pucat dan seperti berbedak.
Ekologi. Termasuk jenis pioneer di area pantai yang terlindung dan memiliki toleransi tinggi terhadap berbagai kadar salinitas. Tumbuhan ini merupakan salah satu jenis mangrove yang paling umum dijumpai.


Avicennia officinalis (api-api) – komponen utama
Famili Avicenniaceae

Habitus. Jenis ini memiliki habitus berupa semak atau pohon hingga setinggi 12 – 20 meter. Pada sekitar pangkal batang seringkali dijumpai akar napas yang menggantung (aerial roots). Permukaan batang berwarna coklat kemerahan dan halus serta memiliki lentisel. Pneumatophore setinggi 20 – 30 cm.
Daun. Permukaan atas daun berwarna hijau sedangkan permukaan bawahnya lebih pucat. Daun berbetuk bulat telur hingga elips dengan ujung daun membulat.
Bunga. Daun mahkota berjumlah 4, berwarna kuning atau jingga. Kelopak bunga berjumlah 5. Benang sari berjumlah 4, lebih panjang daripada daun mahkota.
Buah. Buah berwarna hijau pucat kecoklatan atau kekuningan, agak keriput dan tertutup bulu-bulu halus yang pendek. Bentuk buah memipih dan elips memanjang. Ujung buah berparuh pendek.
Ekologi. Umumnya tumbuh di bagian tepi rawa mangrove atau sepanjang sempadan sungai yang masih terpengaruh oleh pasang-surut air laut.


Bruguiera cylindrica (tanjang putih) – komponen utama
Famili Rhizoporaceae

Habitus. Habitus berupa pohon dengan sistem perakaran lutut atau papan yang melebar ke samping di bagian pangkal batang dengan ketinggian pohon mencapai 23 meter.
Daun. Daun elips dan ujungnya meruncing, berwarna hijau mengkilap.
Bunga. Bunga mengelompok, daun mahkota berwarna putih lalu coklat saat tua, kelopak bunga 8 helai berwarna hijau kekuningan.
Buah. Buah (hipokotil) berbentuk silindris memanjang, melengkung seperti kurva. Pangkal hipokotil berwarna hijau sedangkan ujungnya hijau keunguan. Diameter hipokotil 5 – 10 mm dan panjangnya 8 – 15 cm.  
Ekologi. Biasanya tumbuh di zona tengah mangrove di belakang zona Avicennia atau di sempadan sungai dan saluran air yang bersubstrat tanah liat.


Bruguiera gymnorrhiza (tanjang merah) – komponen utama
Famili Rhizoporaceae

Habitus. Mangrove ini dapat tumbuh hingga 15 meter. Permukaan batang berwarna gelap, halus . Sistem perakaran berupa akar lutut.
Daun. Daun elips berwarna hijau, permukaan bawahnya berwarna hijau kekuningan. Tangkai daun seringkali berwarna merah.
Bunga. Daun mahkota berjumlah 10 – 14 dan berwarna putih. Kelopak bunga berjumlah 10 – 14. Sisi luar kelopak bunga berwarna merah, sisi dalam berwarna kuning.
Buah. Hipokotil berbentuk silindris memanjang hingga 20 cm, saat muda berwarna hijau dan menjadi coklat saat masak.
Ekologi. Seringkali tumbuh di sisi belakang hutan mangrove, terutama di area yang cukup kering dengan kadar salinitas rendah dan cukup teraerasi.


Bruguiera parviflora (tanjang, lenggadai, bius) – komponen utama
Famili Rhizoporaceae

Habitus. Jenis ini memiliki bentuk pertumbuhan berupa semak atau pohon kecil namun kadang dapat mencapai tinggi hingga 20 meter.
Daun. Daun elips berujung runcing, pada bagian bawahnya terdapat bercak-bercak hitam yang dapat berubah menjadi coklat kekuningan bila menua. Bunga. Daun mahkota berwarna putih hijau-kekuningan. Kelopak bunga hijau kekuningan, bagian bawahnya berbentuk tabung.
Buah. Hipokotil silindris memanjang berwarna hijau kekuningan, panjang 8 – 15 cm dan diameter 5 – 10 mm. 
Ekologi. Jenis ini biasanya tumbuh di sisi belakang hutan mangrove, terutama di area yang cukup kering dengan kadar salinitas rendah dan cukup teraerasi. Juga dijumpai di tepi saluran air atau tambak.


Bruguiera sexangula (tanjang) – komponen utama
Famili Rhizoporaceae

Habitus. Mangrove ini dapat tumbuh hingga 30 meter. Permukaan batang berwarna coklat muda abu-abu. Sistem perakaran berupa akar lutut, kadang berupa akar papan.
Daun. Daun elips berujung meruncing, terdapat titik-titik hitam pada bagian bawah daun.
Bunga. Daun mahkota berjumlah 10 – 11 dan berwarna putih. Kelopak bunga berjumlah 10 – 12, berwarna kuning kehijauan atau kemerahan atau kecoklatan.
Buah. Hipokotil berbentuk silindris, menyempit di kedua ujungnya. Panjang hipokotil 6 -12 cm dengan diameter 1.5 cm.
Ekologi. Tumbuh di sepanjang jalur air dan tambak pantai, pada berbagai tipe substrat yang tidak sering tergenang. Biasanya tumbuh pada kondisi yang lebih basah dibanding B. gymnorrhiza. Kadang-kadang terdapat pada pantai berpasir. Toleran terhadap kondisi air asin, payau dan tawar.


Ceriops decandra (tengar, tengal, tingi) – komponen utama
Famili Rhizoporaceae

Habitus. Semak atau pohon kecil dengan tinggi maksimum 15 meter. Kulit kayu berwarna coklat, jarang berwarna abu-abu atau putih kotor, permukaan halus, rapuh dan menggelembung di bagian pangkal.
Daun. Daun hijau mengkilap, berbentuk elips memanjang dengan ujung membulat.
Bunga. Daun mahkota berjumlah 5 berwarna putih, panjang 2.5 – 4 mm. Kelopak bunga berjumlah 5, hijau berbintil dan memiliki lentisel.
Buah. Hipokotil berbentuk silinder, ujungnya menggelembung tajam dan berbintil, warna hijau hingga coklat. Leher kotilodon jadi merah tua jika sudah matang/dewasa. Panjang hipokotil 15 cm dan diameter 8-12 mm.
Ekologi. Tumbuh tersebar di sepanjang hutan pasang surut, akan tetapi lebih umum pada bagian daratan dari perairan pasang surut dan berbatasan dengan tambak pantai. Menyukai substrat pasir atau lumpur.


Ceriops tagal (tengar, tengal, tingi) – komponen utama
Famili Rhizoporaceae

Habitus. Pohon atau semak kecil dengan ketinggian hingga 25 m. Kulit kayu berwarna abu-abu atau coklat, permukaan halus dan pangkalnya menggembung.
Daun. Daun hijau mengkilap, berbentuk elips memanjang dengan ujung membulat.
Bunga. Bunga mengelompok dan menempel dengan gagang yang pendek. Kelopak bunga berjumlah 5 berwarna hijau; daun mahkota bunga berjumlah 5 berwarna putih, berukuran kecil.
Buah. Hipokotil berukuran 4 – 25 cm, ramping dan berbintil, permukaannya kadang tampak beralur.
Ekologi. Dijumpai di tepi hutan mangrove dengan substrat berupa tanah liat atau lumpur.


Exoecaria agallocha (buta-buta, kayu wuta) – komponen minor
Famili Euphorbiaceae

Habitus. Pohon dengan batang berwarna abu-abu halus namun berbintil. Tinggi mencapai 15 meter. Batang, dahan dan daun bergetah putih lengket, terasa pedih bila terkena kulit atau mata.
Daun. Daun elips dengan ujung meruncing, berwarna hijau, saat tua akan berubah menjadi merah sebelum rontok.
Bunga. Termasuk tumbuhan berumah dua (pada satu individu hanya terdapat bunga jantan atau betina saja). Bunga tersusun dalam malai yang dapat mencapai panjang 11 cm. bunga jantan lebih kecil daripada bunga betina. Mahkota bunga berwarna hijau kekuningan.
Buah. Bentuk bulat seperti bola dengan 3 tonjolan berwarna hijau beriameter 5 – 7 mm.
Ekologi. Tumbuhan ini memerlukan pasokan air tawar dalam jumlah yang cukup besar.Sangat umum dijumpai di bagian belakang hutan mangrove yang berkadar salinitas rendah atau diatas batas pasang tertinggi.


Heritiera littoralis (dungun)
Famili Sterculiaceae

Habitus. Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian mencapai 25 m. Akar papan berkembang sangat jelas. Kulit kayu gelap atau abu-abu, bersisik dan bercelah. Individu pohon memiliki salah satu bunga betina atau jantan.
Daun. Warna daun hijau gelap bagian atas dan putih-keabu-abuan di bagian bawah karena adanya lapisan yang bertumpang-tindih. Daun bentuk bulat telur-elips dengan ujung meruncing.
Bunga. Termasuk tumbuhan berumah dua, bunga jantan lebih banyak namun lebih kecil daripada bunga betina. Daun mahkota berukuran 4 – 5 mm, berwarna ungu dan coklat. Kelopak bunga berjumlah 4 – 5, berbentuk mangkok berwarna merah.
Buah. Buah berwarna hijau hingga coklat mengilap, berukuran panjang 6 – 8 cm dengan lebar 5 – 6 cm.
Ekologi. Tumbuh di tepi daratan hutan mangrove, dan mungkin juga menempati bagian tepi atau berdekatan dengan hutan dataran rendah, atau pantai berkarang. Nampaknya tidak toleran terhadap salinitas yang tinggi dan tidak tumbuh pada lokasi yang sangat terbuka atau kurang adanya pengeringan.


Lumnitzera racemosa (teruntum, truntun, api-api balah) – komponen utama
Famili Combretaceae

Habitus. Habitus berupa semak atau pohon kecil dengan tinggi mencapai 8 meter dan tidak memiliki akar napas.
Daun. Daun kaku, agak tebal berdaging, bentuk oval menyempit dengan ujung membulat, berumpun pada ujung ranting.
Bunga. Bunga tak bertangkai, daun mahkota berjumlah 5 berwarna putih. Kelopak bunga berjumlah 5, berwarna hijau. Diameter daun sekitar 1 cm.
Buah. Buah berbentuk tabung sepanjang 7 – 12 mm dengan diameter 3 – 5 mm, berwarna hijau kekuningan.
Ekologi. Tumbuh di sepanjang tepi vegetasi mangrove, menyukai subtrat berupa lumpur padat. Dapat pula dijumpai di sepanjang aliran air.


Nypa fruticans (nipah) – komponen utama
Famili Palmae

Habitus. Mudah dikenali berkat habitus yang mirip palem. Tumbuhan dapat setinggi 10 meter.
Daun. Daun tersusun dalam roset, panjang mencapai 9 meter. Terdapat 100 – 120 pinak daun pada setiap tangkainya.
Bunga. Bunga betina membentuk kepala bunga berdiameter 25 – 30 cm. bunga jantan berwarna kuning cerah, terletak dibawah kepala bunga.
Buah. Buah tersusun dalam tandan, berbentuk bulat, kaku, berserat dan berwarna coklat.
Ekologi. Memerlukan pasokan air tawar yang cukup besar dan tumbuh pada substrat yang halus seperti sempadan sungai. 


Osbornia octodonta
Famili Myrtaceae

Habitus. Berupa pohon atau belukar dengan ketinggian dapat mencapai 7 meter, selalu hijau, tangkai/dahannya tunggal atau berjumlah banyak. Kadang-kadang memiliki akar nafas.
Daun. Bentuk oval dengan ujung membulat, warna hijau dengan tangkai daun berwarna merah.
Bunga. Bunga tidak bermahkota. Kelopak daun berjumlah 8, panjang 3 – 6 mm dan berwarna hijau.
Buah. Buah ditutupi oleh cuping kelopak bunga dan kelopak tidak membuka pada saat telah matang. Panjang buah 5 – 10 mm dengan diameter 5 mm.
Ekologi. Tumbuh di tempat yang lebih terbuka pada tepi daratan di daerah mangrove atau pada pinggiran alur air yang dipengaruhi oleh pasang surut. Tidak memiliki ketergantungan khusus terhadap substrat tumbuh, dan dapat ditemukan pada lumpur halus, batuan, dan pasir.


Pemphis acidula (sentigi, setigi, santigi) – komponen minor
Famili Lythraceae

Habitus. Pohon/belukar, menyebar rimbun/melebar di permukaan tanah, dengan ketinggian hingga 3 m. Kulit kayu berwarna abu-abu hingga coklat. Akar nafas tidak terlalu berkembang.
Daun. Daun agak sukulen (tebal dan berdaging), bentuk elips hingga oval, ujung membulat atau agak tumpul.
Bunga. Bunga bentuk lonceng. Daun mahkota berjumlah 5 berwarna putih, bagian tengahnya agak kekuningan. Kelopak bunga berjumlah 12 berwarna hijau.
Buah. Berbentuk seperti mangkuk es krim, warna coklat, permukaannya berambut. Diameter buah 3 – 5 mm dan panjangnya 10 mm.
Ekologi. Sering dijumpai tumbuh pada pantai berpasir, pada tepi/lereng pematang tambak atau tepi saluran air yang masih terkena jangkauan pasang surut.


Rhizopora apiculata (bakau minyak, tinjang) – komponen utama
Famili Rhizoporaceae

Habitus. Tinggi pohon mencapai 15 – 30 meter. Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua.
Daun. Daun bentuk elips dengan permukaan bawah berbintik-bintik hitam sangat kecil, ujung daun meruncing. Tangkai daun seringkali berwarna kemerahan.
Bunga. Bunga berpasangan, daun mahkota berjumlah 4 berwarna kuning-putih, panjang 9 – 11 mm. kelopak bunga berjumlah 4, berwarna kuning kecoklatan.
Buah. Buah berwarna coklat. Hipokotil berwarna hijau saat muda dan kemerahan saat tua, panjang sekitar 30 cm dengan ujung agak membulat.
Ekologi. Tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat pasang normal.


Rhizopora mucronata (tanjang lanang, bakau laki) – komponen utama
Famili Rhizoporaceae

Habitus. Termasuk jenis bakau yang umum dengan tinggi mencapai 15 – 27  meter.
Daun. Daun lebih lebar daripada jenis Rhizopora lainnya. Tangkai daun berwarna hijau-kekuningan. Daun bentuk elips melebar dengan ujung meruncing.
Bunga. Daun mahkota berjumlah 4 berwarna putih dan berbulu. Kelopak bunga berjumlah 4 berwarna hijau.
Buah. Buah berwarna coklat dengan hipokotil berwarna hijau. Panjang hipokotil mencapai 60 cm dengan ujung meruncing. Permukaan hipokotil berbintil-bintil saat tua.
Habitat. Habitat sama dengan R. apiculata namun lebih toleran terhadap substrat yang lebih keras atau pasir.


Rhizopora stylosa (bakau) – komponen utama
Famili Rhizoporaceae

Habitus. Pohon dengan tinggi mencapai 10 meter. Kulit kayu halus, bercelah, berwarna abu-abu hingga hitam.
Daun. Daun bentuk elips melebar berujung meruncing, mirip dengan daun Rhizopora mucronata. Pada bagian bawah daun terdapat titik-titik hitam yang teratur.
Bunga. Bunga terletak di ketiak daun, berkelompok, mahkota berwarna putih dan kelopak kuning-kehijauan.
Buah. Hipokotil berwarna hijau, umumnya halus, panjang antara 20 – 35 cm (kadang mencapai 50 cm).
Ekologi. Tumbuh pada habitat yang beragam di daerah pasang surut: lumpur, pasir dan batu. Saat tidak berbunga atau berbuah, kadang sulit membedakan jenis ini dari Rhizopora mucronata.


Scyphiphora hydrophyllacea Gaertn. (perepat lanang)
Famili Rubiaceae

Habitus. Semak tegak, selalu hijau, seringkali memiliki banyak cabang, ketinggian mencapai 3 m. Ujung ranting yang masih muda berwarna merah.
Daun. Daun bentuk oval atau bulat telur terbalik dengan ujung membulat.
Bunga. Daun mahkota berjumlah 4 – 5 berwarna putih-merah; kelopak bunga berbentuk seperti mangkuk dengan bagian bawah berbentuk tabung, berjumlah 4 – 5.
Buah. Bentuk silindris berwarna hijau hingga kecoklatan, berukuran ± 8 mm.
Ekologi. Tumbuh pada substrat lumpur, pasir dan karang pada tepi daratan mangrove atau pada pematang dan dekat jalur air.


Sonneratia alba (pedada, perepat, bogem) – komponen utama
Famili Sonneratiaceae

Habitus. Habitus pohon, tinggi mencapai 20 meter. Pneumatophore bentuk pensil dan berukuran lebih besar daripada pneumatophore Avicennia.
Daun. Duduk daun berhadapan dengan permukaan daun berwarna hijau pucat berbentuk bulat telur, ujung membulat.
Bunga. Bunga dengan daun mahkota berwarna putih dan banyak tangkai sari berwarna putih.
Buah. Buah berbentuk seperti pear atau apel, berwarna hijau. Diameter buah 3.5 – 4.5 cm.
Ekologi. Jenis pionir, tidak toleran terhadap air tawar dalam periode yang lama. Menyukai tanah yang bercampur lumpur dan pasir, kadang-kadang pada batuan dan karang. Sering ditemukan di lokasi pesisir yang terlindung dari hempasan gelombang, Jenis ini sering dijumpai di bagian terdepan mangrove.


Sonneratia caseolaris (pedada, perepat, bogem) – komponen utama
Famili Sonneratiaceae

Habitus. Pohon dengan tinggi 15 – 20 meter, ujung cabang/ranting terkulai dan berbetuk segi empat saat muda.
Daun. Daun bulat memanjang dengan ujung membulat, warna hijau. Tangkai daun pendek dan berwarna kemerah-merahan.
Bunga. Mahkota bunga berwarna merah dan mudah rontok. Tangkai sari berpangkal merah berujung putih dan mudah rontok. Kelopak bunga berwarna hijau di bagian luar, bagian dalam putih kekuningan atau kehijauan.
Buah. Bentuk buah seperti jenis S. alba namun berukuran lebih besar (6 – 8 cm) dan bagian dasarnya terbungkus oleh kelopak bunga.
Ekologi. Tumbuh di bagian yang kurang asin di hutan mangrove, pada tanah lumpur yang dalam, seringkali sepanjang sungai kecil dengan air yang mengalir pelan dan terpengaruh oleh pasang surut. Tidak pernah tumbuh pada pematang/daerah berkarang. Juga tumbuh di sepanjang sungai, mulai dari bagian hulu dimana pengaruh pasang surut masih terasa, serta di areal yang masih didominasi oleh air tawar.


Sonneratia ovata Back. (bogem) – komponen utama
Famili Sonneratiaceae

Habitus. Pohon dengan tinggi 5 – 20 meter.
Daun. Daun bentuk bulat telur dengan ujung membulat. Tangkai daun panjangnya 2 – 15 mm. 
Bunga. Pucuk bunga berbentuk bulat telur lebar dan ditutupi oleh tonjolan kecil. Bagian dalam kelopak bunga berwarna merah.
Buah. Bentuk dan ukuran buah seperti jenis S. alba namun dengan kelopak yang seakan-akan membungkus buah.
Ekologi. Tumbuh di tepi daratan hutan mangrove yang airnya kurang asin, tanah berlumpur dan di sepanjang sungai kecil yang terkena pasang surut. Tidak pernah tumbuh pada substrat berupa pecahan karang.


Xylocarpus granatum (nyirih, siri) – komponen minor
Famili Meliaceae

Habitus. Pohon dapat mencapai ketinggian 10-20 m. Memiliki akar papan yang melebar ke samping, meliuk-liuk dan membentuk celahan-celahan. Batang seringkali berlubang, khususnya pada pohon yang lebih tua. Kulit kayu berwarna coklat muda-kekuningan, tipis dan mengelupas, sementara pada cabang yang muda, kulit kayu berkeriput.
Daun. Daun bentuk elips dengan ujung meruncing, warna hijau gelap.
Bunga. Pada satu pohon hanya terdapat satu jenis bunga, jantan atau betina saja. Bunga bergerombol acak. Daun mahkota berjumlah 4 berwarna puth kehijauan. Kelopak bunga berjumlah 4 berwarna kuning muda.
Buah. Buah bulat, berukuran 10 – 20 cm. Bergelantungan pada tahan yang dekat dengan tanah.
Ekologi. Tumbuh di sepanjang pinggiran sungai pasang surut, pinggir daratan dari mangrove, dan lingkungan payau lainnya yang tidak terlalu asin.


Xylocarpus moluccensis (nyirih, siri) – komponen minor
Famili Meliaceae

Habitus. Pohon setinggi 6 – 10 meter. Permukaan batang berwarna abu-abu gelap. Kulit kayu halus, sementara pada batang utama memiliki guratan-guratan permukaan yang tergores dalam.
Daun. Daun bentuk elips dengan ujung meruncing, warna hijau gelap.
Bunga. Pada satu pohon hanya terdapat satu jenis bunga, jantan atau betina saja. Bunga bergerombol acak. Daun mahkota berjumlah 4 berwarna kekuningan. Kelopak bunga berjumlah 4 berwarna hijau kekuningan.
Buah. Buah berbentuk bulat dengan diameter mencapai 10 – 15 cm.
Ekologi. Jenis mangrove sejati di hutan pasang surut, pematang sungai pasang surut, serta tampak sepanjang pantai.
































0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger