Selasa, 04 Oktober 2011

Sacoglossa: the solar-powered sea slug

Sebagian besar dari Anda pastinya sudah cukup familiar dengan Nudibranchia, atau minim sudah pernah dengar lah; tapi bisa jadi belum cukup banyak yang tahu tentang Sacoglossa. Sama halnya dengan Nudibranchia, ordo Sacoglossa termasuk anggota kelas Opisthobranchia, dimana sebagian besar siput laut anggota kelas ini tidak memiliki cangkang atau istilah kerennya "telanjang".
Lalu kenapa Sacoglossa sampai mendapat sebutan "solar-powered sea slug"? Tak lain karena kebiasaan makanan (food habits) dan kebiasaan cara makan (feeding habit) yang unik dari siput ini. Sebagian besar Sacoglossa adalah herbivor, menghisap dan mencerna konten internal dari alga sehingga disebut juga "sap-sucking sea slug". Sacoglossa dapat menghisap kloroplas alga dan menyimpan kloroplas tersebut hidup-hidup dalam tubuhnya untuk waktu beberapa jam atau bahkan berbulan-bulan. Sel kloroplas hidup ini masih dapat berfotosintesis dan si Sacoglossa inangnya mampu mengasimilasi produk fotosintesis tersebut. Beberapa spesies Sacoglossa bahkan mampu tetap hidup tanpa makan selama beberapa lama, hanya mengandalkan produk fotosintesis dari kloroplas; oleh karena itu sebutan "solar-powered sea slug" pun disematkan pada siput laut yang ukurannya mini ini.

 Elysia ornata, salah satu dari "the solar-powered sea slug"

Proses tersebut dikenal dengan istilah "kleptoplasty", dan bagaimana mekanismenya terjadi masih memerlukan penelitian yang mendalam; mengingat bahwa penyimpanan kloroplas memerlukan interaksi dengan gen-gen yang dikode oleh nukleus sang alga yang dihisap plastidanya. Hal lain yang belum terpecahkan adalah bagaimana mekanisme yang terjadi sehingga kloroplas tidak ikut tercerna; dan bagaimana kloroplas mampu beradaptasi dalam sel tubuh hewan yang tak memiliki membran yang mampu mengontrol lingkungannya seperti halnya saat berada dalam tubuh alga.

 Thuridilla lineolata, jenis Sacoglossa berwarna menarik

Di sekitar pesisir Jawa sendiri Sacoglossa cukup mudah ditemukan, meskipun terkadang terkamuflase dengan baik dengan lingkungan sekitarnya, apalagi ukurannya yang relatif kecil. Biasanya yang umum dijumpai adalah genus Thuridilla dan Elysia, keduanya dari famili Elysiidae (Placobranchidae). So, bila suatu saat Anda jalan-jalan di pantai yang banyak rubble dan alganya, dan kebetulan ketemu sama si mungil ini; jangan lupa untuk ingat betapa makhluk sebesar korek api yang tampak tak berdaya ini dapat memiliki kemampuan luar biasa yang mampu memanipulasi sel tumbuhan menjadi "pembangkit listrik" di tubuhnya.

2 comments:

Bermain Dgn mimpi mengatakan...

mas, saya yng kmrn ktemu mas farid di mataki. satu kata buat mas farid KEREN.
Thuridilla lineolata, sepertinya saya pernah lyt itu mas ktika saya dan temen2 maen di balekambang

faridmuzaki mengatakan...

kalo di balekambang sy baru nemu 3 spesies; Aplysia oculifera, Pleurobranchus forskali sm Plakobranchus ocellatus. akhir oktober kmrn kesana lagi, kyknya lg musim kawin si Pleurobranchus sm Aplysia. barangkali berminat studi kesana?

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger