Akhir
Oktober 2012 lalu, terjadi pemandangan yang berbeda di area subtidal pantai
berbatu Balekambang, dimana di permukaan batuan yang terendam tampak struktur
seperti pita berwarna putih tersusun spiral. Sepintas, mungkin pengunjung
pantai tidak akan menduga bahwa benda tersebut adalah massa telur
Opisthobranchia.
Opisthobranchia
sendiri merupakan salah satu subkelas dari Gastropoda dengan semua anggotanya
hidup di laut, bertubuh lunak dan biasanya tanpa cangkang. Terdiri atas 5
bangsa: Anaspidea, Sacoglossa, Cephalaspidea, Notaspidea dan Nudibranchia. Salah
satu Opisthobranchia yang umum dijumpai di Balekambang adalah Aplysia oculifera (kelinci laut bangsa
Anaspidea, famili Aplysiidae).
Aplysia oculifera ini makanannya berupa
makroalga seperti Enteromorpha
intestinalis dan Ulva lactuca;
mungkin hal ini yang menyebabkan melimpahnya si Aplysia di Bakekambang, mengingat bahwa jenis pakan-nya terdapat
dalam jumlah yang melimpah.
Aplysia oculifera, sang kelinci laut (sea hare)
Nah, massa
telur yang melimpah tadi tampaknya merupakan telur dari si Aplysia; dan sepertinya akhir Oktober kemarin merupakan musim
kawin-nya. Saat di lapangan, secara visual kami mencatat bahwa dalam luasan 50
m2 dapat ditemukan tidak kurang dari 35 individu Aplysia; suatu catatan yang bisa
dianggap luar biasa karena umumnya Opisthobranchia ditemukan dalam jumlah yang
relatif sedikit pada satu area yang cukup luas.
Massa telur (egg mass) Aplysia oculifera
Saat musim
kawin, Aplysia biasanya ditemukan
bergerombol di satu lokasi, terkait dengan perilaku kawin (mating behavior)nya. Sebagimana siput laut lainnya, Aplysia juga termasuk hermaphrodite dan saat kawin dapat
menjadi jantan atau betina secara simultan. Saat kawin, individu yang “sedang
menjadi jantan” akan naik ke bagian belakang individu “betina” dan menyusupkan
kepalanya ke lipatan parapodia di punggung betina (note: penis terdapat di
bagian kanan kepala sedangkan “vagina” di rongga mantel di bawah lipatan
parapodia).
Nah,
biasanya –dengan alasan meningkatkan keberhasilan reproduksi- akan ada individu
ke-3 yang ikut campur. Si individu ke-3 ini juga akan menyusupkan kepala dan
memasukkan penisnya ke vagina individu yang sedang menjadi jantan tadi, semacam
threesome gitu-lah. Jadinya, saat mating bisa saja satu individu menjadi
jantan dan betina pada saat yang bersamaan, hanya saja masing-masing individu
tidak dapat membuahi telurnya sendiri. Yang menarik, saat kawin bisa jadi tidak
hanya tiga individu yang terlibat; bisa 4, 5, 6, atau banyak sekali, sehingga membentuk
suatu rantai kawin (mating chain).
Alasan tersebut pula yang tampaknya menyebabkan kenapa bisa ditemukan banyak
individu kelinci laut pada satu area sempit.
Mating chain (rantai kawin) Aplysia oculifera