Minggu, 25 November 2012

Kawin Opisthobranchia



Akhir Oktober 2012 lalu, terjadi pemandangan yang berbeda di area subtidal pantai berbatu Balekambang, dimana di permukaan batuan yang terendam tampak struktur seperti pita berwarna putih tersusun spiral. Sepintas, mungkin pengunjung pantai tidak akan menduga bahwa benda tersebut adalah massa telur Opisthobranchia.
Opisthobranchia sendiri merupakan salah satu subkelas dari Gastropoda dengan semua anggotanya hidup di laut, bertubuh lunak dan biasanya tanpa cangkang. Terdiri atas 5 bangsa: Anaspidea, Sacoglossa, Cephalaspidea, Notaspidea dan Nudibranchia. Salah satu Opisthobranchia yang umum dijumpai di Balekambang adalah Aplysia oculifera (kelinci laut bangsa Anaspidea, famili Aplysiidae).
Aplysia oculifera ini makanannya berupa makroalga seperti Enteromorpha intestinalis dan Ulva lactuca; mungkin hal ini yang menyebabkan melimpahnya si Aplysia di Bakekambang, mengingat bahwa jenis pakan-nya terdapat dalam jumlah yang melimpah.


Aplysia oculifera, sang kelinci laut (sea hare)



Nah, massa telur yang melimpah tadi tampaknya merupakan telur dari si Aplysia; dan sepertinya akhir Oktober kemarin merupakan musim kawin-nya. Saat di lapangan, secara visual kami mencatat bahwa dalam luasan 50 m2 dapat ditemukan tidak kurang dari 35 individu Aplysia; suatu catatan yang bisa dianggap luar biasa karena umumnya Opisthobranchia ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit pada satu area yang cukup luas.

 Massa telur (egg mass) Aplysia oculifera

Saat musim kawin, Aplysia biasanya ditemukan bergerombol di satu lokasi, terkait dengan perilaku kawin (mating behavior)nya. Sebagimana siput laut lainnya, Aplysia juga termasuk hermaphrodite dan saat kawin dapat menjadi jantan atau betina secara simultan. Saat kawin, individu yang “sedang menjadi jantan” akan naik ke bagian belakang individu “betina” dan menyusupkan kepalanya ke lipatan parapodia di punggung betina (note: penis terdapat di bagian kanan kepala sedangkan “vagina” di rongga mantel di bawah lipatan parapodia).
Nah, biasanya –dengan alasan meningkatkan keberhasilan reproduksi- akan ada individu ke-3 yang ikut campur. Si individu ke-3 ini juga akan menyusupkan kepala dan memasukkan penisnya ke vagina individu yang sedang menjadi jantan tadi, semacam threesome gitu-lah. Jadinya, saat mating bisa saja satu individu menjadi jantan dan betina pada saat yang bersamaan, hanya saja masing-masing individu tidak dapat membuahi telurnya sendiri. Yang menarik, saat kawin bisa jadi tidak hanya tiga individu yang terlibat; bisa 4, 5, 6, atau banyak sekali, sehingga membentuk suatu rantai kawin (mating chain). Alasan tersebut pula yang tampaknya menyebabkan kenapa bisa ditemukan banyak individu kelinci laut pada satu area sempit.

Mating chain (rantai kawin) Aplysia oculifera
 
Well, dunia memang penuh dengan hal-hal menakjubkan, seperti mating chain-nya si Aplysia. Tapi jangan sampai Anda meniru perilakunya lho ya..

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger